Tuesday, October 29, 2013

Ergonomi

B. Ergonomi

Ergonomi dari bahasa latin ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum alam). Ergonomi adalah penyesuaian peralatan dengan kemampuan esensial manusia (Bennet, 1991). Ergonomi adalah perkaitan orang dengan lingkungan kerjanya (Suyatno, 1985).
Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu geologis tentang manusia, ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya yang manfaat dari padanya diukur dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja. (Nurminanto, 2004)
Dalam pengelolaan Rekam Medis perlu memperhatikan ergonomi karena untuk mepermudah tata kerja dalam mencapai efisiensi dan efektifitas kerja. Ergonomi juga berpengaruh terhadap kelelahan kerja yaitu jika sikap dan cara kerja seseorang, contohnya posisi duduk saat kerja didukung dengan peralatan dan tata letak yang dirancang secara ergonomik maka akan lebih nyaman untuk melakukan suatu pekerjaan dan dapat meningkatkan produktifitas kerja. Ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja yang berperan untuk memaksimalkan, kenyamanan dan efisiensi kerja.
1. Prinsip Ergonomi
a. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat penunjuk dan cara-cara menjalankan mesin
b. Sikap duduk yang baik adalah sikap duduk yang tegak dengan diselingi istirahat sedikit membungkuk
c. Tempat duduk yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki agar sesuai
dengan tinggi lutut dan paha dalam keadaan datar
2) Tinggi papan sandaran dapat diatur dan menekan pada punggung
3) Lebar papan duduk minimal 35 cm
4) Tinggi meja merupakan ukuran dasar sesuai dengan ukuran
ukuran kerja diatas
d. Kemampuan seorang bekerja seharinya adalah 8-10 jam, lebih dari itu efisiensi dan kualitas kerja sangat menurun
2. Perancangan Manajemen Ruang Tempat Pendaftaran dan Unit Rekam Medik
a. Desain Kursi Kerja
Pekerjaan sejauh mungkin harus dilakukan sambil duduk. Bekerja dalam sikap duduk akan mengurangi kelelahan pada kaki, terhindar dari sikap-sikap tidak alamiah dan mengurangi pemakaian energi. Pemakaian kursi yang tepat tidak menyebabkan keluhan-keluhan pada tenaga kerja.
Ukuran-ukuran kursi kerja yang baik misalnya sebagai berikut :
1) Tinggi alas duduk sebaiknya dapat disetel antara 38-48 cm (pakai tambah alas kaki)
2) Tompangan pinggang dapat disetel ke atas ke bawah dan bergerak 8-12 cm di atas alas duduk
3) Dalamnya tompangan pinggang adalah 35-38 cm dari ujung dapan alas duduk
4) Dalamnya alas duduk 36 cm
5) Kursi harus stabil dan tidak goyang atau bergerak
6) Kursi harus memungkinkan cukup memberikan kebebasan bagi gerakan khusus pemakainya


b. Desain Meja Kerja 
Dalam perencanaan suatu meja kerja perlu disediakan cukup ruangan bagi peralatan, perlengkapan kerja, aneka kerja dan aneka tempat penyimpanan bahan agar gerakan tidak terganggu. Meja kerja paling ideal yaitu meja kerja yang dapat disetel menurut tinggi tenaga kerja yang bersangkutan. Apabila tinggi meja kerja tidak dapat disetel, maka tinggi meja kerja disesuaikan dengan ukuran tenaga kerja yang tertinggi atau menggunakan tinggi badan yang sepadan untuk memudahkan perencanaan tinggi meja kerja.
Ukuran-ukuran meja kerja yang baik misalnya sebagai berikut :
1) Tinggi meja kerja adalah 54-58 cm yang diukur dari permukaan daun meja sampai ke lantai
2) Tinggi permukaan atas dari meja di buat setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu kerja
3) Tebal daun meja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kebebasan bergerak pada kaki
4) Permukaan meja rata dan tidak menyilaukan
5) Lebar meja diukur dari pekerjan ke arah depan dengan ukuran kurang lebih 80 cm
Penataan meja kerja di IRM juga harus sesuai dengan urutan kerja dari unit rekam medik lainnya agar dapat meningkatkan kualitas mutu pelayanan dokumen rekam medik itu sendiri.

Penataan meja kerja  yang baik misalnya sebagai berikut :
1) Peralatan kerja hendaknya dekat dengan penggunanya
2) Meja para pekerja sebisa mungkin menghadap kearah yang sama dan berjarak 70-80 cm
3) Setiap petugas sebisa mungkin membutuhkan 2,1 m2 termasuk ruang untuk peralatan dan jalan
4) Sebaiknya tidak menempatkan ruang filing dekat dengan pintu utama ruang kerja karena untuk mengurangi kemungkinan masuknya orang yang tidak berwenang
5) Pekerjaan transkripsi termasuk yang banyak menimbulkan suara sehingga perlu dikelompokkan di suatu ruangan
6) Pekerjaan coding umumnya membutuhkan area kerja yang lebih tenang untuk konsentrasi
7) Petugas yang sering terlibat kontak dengan pasien atau dengan petugas lainnya sebaiknya ditempatkan didekat pintu masuk ruangan
8) Jalur atau gang utama sebaiknya minimal 1,5 m dan jalur lainnya minimal selebar 90 cm
c. Desain Loket Pembayaran
Dalam mendesain loket pendaftaran ada yang perlu diperhatikan antara lain mengenai kerahasiaan komunikasi, keselamatan, keamanan dan kenyamanan.
Dalam hal kerahasiaan, desain loket pendaftaran perlu adanya pembatas atau penyekat pada masing-masing loket karena begitu penting dan rahasianya dokumen rekam medik, kerahasiaannya harus dijaga sejak mulai pendaftaran.
Untuk menunjang keamanan dan keselamatan dalam proses pendaftaran, maka mebel dan bentuknya harus diperhatikan. Bola loket terbuat dari kayu, papan atau tembok maka harus dibuat halus, rata serta bagian tepinya jangan lancip agar tidak tajam.
Pekerjaan yang dilakukan pasien ketika mendaftar adalah jenis pekerjaan ringan, maka tinggi optimum meja loket pendaftaran adalah 5-10 cm di bawah tinggi siku.
3. Perancangan Manajemen Ruang Filing 
Ruang filing adalah sebuah ruangan yang digunakan untuk menyimpan berkas Rekam Medik pasien, sedangkan filing adalah kegiatan penataan berkas di sebuah tempat khusus sehingga untuk kebutuhan referensi dapat dilakukan pengambilan (retrieval) kembali dengan cepat dan mudah.
a. Kapasitas rak file
Faktor yang mempengaruhi kapasitas rak file, yaitu :
1) Volume rak
2) Rata-rata tebal berkas
3) Sistem penjajaran yang digunakan
4) Dalam aktifitas filing mungkin terjadi penambahan berkas (admission) dan penyusutan (discharge). Tingkat pertumbuhan berkas dapat diperkirakan dengan menggunakan trend atau formula untuk menghitung beberapa kebutuhan jumlah rak
b. File Expansion
Perancangan untuk perluasan file dipengaruhi oleh pilihan sistem penomoran.
1) Pada sistem penomoran dan pengarsipan unit, perlu tersedia daerah kosong 25% karena akan dipakai untuk perluasan catatan medik
2) Pada sistem pengarsipan serial unit yang mengambil catatan medik lama ke depan, akan terdapat celah-celah di rak arsip karena catatan tersebut dipindahkan. Hal ini akan mudah terjadi kalau tingkat readmission tinggi
3) Sistem penomoran dan pengarsipan serial jumlah rak akan konstan dan perluasan hanya terjadi pada satu arah pada saat diterbitkannya nomor baru untuk pasien yang akan datang
4. Beban Kerja, Kebutuhan Tenaga Kerja dan Produktifitas
a. Beban Kerja
Untuk menghitung jumlah beban kerja pertahun dapat menggunakan metode kuadrat terkecil dengan rumus :

y = a + b x

Keterangan :
y =  nilai variabel pada suatu waktu tertentu
a =  pemotongan antara garis trend dengan sumbu tegak (y)
b = kemiringan garis trend besarnya variabel y yang terjadi pada setiap perubahan satu unit variabel x
x = periode waktu deret berkala

b. Kebutuhan Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja dapat dihitung menggunakan metode FTE (Full Time Equivalent) atau the member of individual


c. Produktifitas


No comments:

Post a Comment